Temu Anak Pintar Suarakan Aspirasi untuk Indonesia Ramah Anak

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, Makassar – Memperingati hari anak nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli, Komunitas Anak dan Remaja Pintar menyelenggarakan Temu Anak Pintar (Pandu Inklusi Nusantara) di Novotel Makassar Grand Shayla, Jalan Chairil Anwar, 20 hingga 22 Juli 2019.

Acara ini diikuti sebanyak 59 anak dan remaja dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka berasal dari perwakilan 27 kabupaten/kota yang tersebar di 11 provinsi di Tanah Air berkumpul untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi merumuskan solusi terkait masalah anak di daerah mereka.

Anak-anak tersebut adalah perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia yang telah berkontribusi di daerah asal masing-masing untuk Indonesia yang lebih ramah dan berkumpul untuk diskusi bersama dalam menyuarakan aspirasinya.

Peserta adalah perwakilan dari komunitas yang mendapatkan stigma dan diskriminasi dari masyarakat dan menghadapi keterbatasan mengakses layanan publik. Mereka terdiri atas anak dengan disabilitas, anak yang menjadi korban eksploitasi seksual komersial, anak yang berada di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA), anak dari pekerja migran, anak korban dari pelanggaran hak asasi manusia (HAM), anak masyarakat adat, serta anak dari komunitas penghayat kepercayaan dan agama minoritas.

Selamat tiga hari, anak dan remaja pintar berdiskusi dan menyuarakan pendapat mereka mengenai desa ramah anak, keberagaman, serta isu-isu spesifik terkait anak yang ada di daerah mereka di antaranya kekerasan, keluarga, persahabatan, dan pekerja anak.

Dalam acara temu anak pintar (TAP), anak-anak menampilkan dan mempresentasikan hasil karya dan kreativitas mereka dalam berbagai seperti maket, kolase, atau mural serta video atau film pendek.

“Program peduli mendukung anak dan remaja rentan untuk memiliki ruang berkontribusi, mengemukakan pandangan, tentang masalah yang mereka hadapi, menawarkan solusi dari perspektif mereka, serta menyampaikan aspirasinya. Temu anak pintar juga menjadi ajang bagi anak dan remaja bertemu teman sebayanya dan berbagi pengalaman serta mengasah keterampilan agar mereka dapat menjadi pemimpin pembawa perubahan bagi permasalahan anak remaja di daerah mereka masing-masing,” ungkap Abdi Suryaningati, team leader program peduli.

Rencananya, pada HAN 23 Juli ini, anak remaja pintar juga akan bergabung dengan ribuan anak lainnya mengikuti puncak parayaan di Lapangan Karebosi. Anak dan remaja pintar akan menyampaikan aspirasi mereka pada pemerintah dan para pemangku kebijakan lainnya.

“Penting bagi para perumus kebijakan dan pembangunan untuk tidak hanya mendengarkan, tetapi juga mempertimbaangkan aspirasi dan tawaran solusi dari perspektif anak-anak dan remaja rentan ini,” tambah Abdi Suryaningati.

Saat mempresentasikan karya, anak dan remaja Pintar menjelaskan maket yang dibuat sebagai visualisasi atas mimpi mereka mengenai desa yang ramah anak.

Salah seorang remaja anak pintar, Ulfiyaningsih menceritakan pengalamannya bersama forum anak peduli (FAP) yang berhasil menciptakan desa ramah anak.

“Di desa kami, anak anak diajak untuk melakukan kegiatan positif di taman bermain dan taman membaca. Dengan begitu anak-anak akan dihindarkan dari hal-hal negatif,” ucap anak remaja asal Desa Bialo, Kabupaten Bulukumba ini.

Selain itu, dukungan dan komitmen pemerintah desa sangatlah penting, yang mana Kepala Desa Bialo menetapkan peraturan desa untuk perlindungan anak dan mencegah terjadinya perkawinan anak.

HAN yang diperingati sekali setahun menjadi pengingat bagi masyarakat untuk mendengarkan aspirasi anak serta memenuhi dan melindungi hak mereka, termasuk anak remaja rentan yang mendapatkan stigma dan diskriminasi. (Ahmadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *