bukabaca.id, Barru – Jembatan yang dilalui jalur trans Sulawesi ambruk, tepatnya di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Satu unit truk Hino 10 roda tipe Kenis dengan Nomor Polisi DD 8991 MT dari arah Makassar menuju Parepare yang mengangkut pupuk jatuh ke sungai, terjadi sekitar pukul 22.00 Wita, Kamis (13/02/2020).
Kepala Desa Bojo, Arifin Tinulu dalam keterangannya bahwa jembatan jebol kurang lebih 5 meter dan supir truk dinyatakan selamat dalam kejadian tersebut setelah mendapat pertolongan warga, ratusan sak pupuk muatan truk ikut tenggelam ke sungai.
Menurut keterangan warga sekitar jembatan tersebut telah beberapa hari tampak retak, sehingga saat truk melintas warga sempat memberika arahan untuk melewati jembatan baru yang bersebelahan, namun supir tetap melewati jembatan yang terbilang tua.
Abu, menuturkan kejadian ini berlangsung saat-saat jalan poros dalam kondisi lengang. “Sunyi-sunyinya langsung ada dentuman keras, kami warga Bojo berlarian ingin mengetahui dan mengira terjadi tabrakan, tapi kita lihat ternyata mobil besar jatuh dibawah jembatan, eh jebolki jembatan yang lama,” tutur warga bojo
Ramai postingan netizen di sosmed terutama facebook, memperlihatkan warga sekitar bergotong royong yang segera mengevakuasi korban. Salah satunya pengguna facebook bernama Muhammad Sirul Haq yang menayangkan siaran langsung (live),
“Sebenarnya jembatan ini memang sudah lama dan harus diganti dengan yang ada disampingnya, namun karena masih dianggap masih bagus konstruksinya sehingga masih digunakan,” ucapnya pada rekaman tayangan langsungnya
Pupuk muatan merupakan jenis Amonium Sulfat ZA produksi Petrokimia Gresik yang memiliki beberapa kandungan, yakni Nitrogen (N) Sulfur (S). Pupuk yang berbentuk kristal ini sangat mudah larut dalam air.
Menurut Andi Sri Iryani yang merupakan akademisi bidang teknik kimia, saat dikonfirmasi bukabaca.id mengatakan pupuk yang tumpah tersebut bisa saja berbahya.
“Bisa saja berbahaya apalagi pupuknya mengandung Sulfur (S), tetapi perlu dikaji lebih jauh karena setiap produk itu ada takaran komposisi masing-masing yang sudah diperhitungkan sesuai dengan penggunaannya,” ujar Sri dalam keterangannya.
Kemasan pupuk yang terdiri atas dua lapis yakni pada lapisan luar karung dan bagian dalam menggunakan kantong plastik namun masih memiliki potensi ada yang larut ke dalam air sungai.
Menurut Sri jika memang ada yang tumpah maka akan terjadi pencemaran akibat bahan kimianya. “Jika air sungainya ingin diambil sebagai air minum maka harus dilakukan proses pengolahan selanjutnya,” tutup Sri
Selain itu pengaruh zat kimia terhadap ekosistem sungai perlu juga dipastikan, jika penanganan sampai saat ini berfokus pada konstruksi jalan dan keselamatan pengguna lalu lintas. Maka diperlukan pula perhatian terhadap ekologi. (Arman Jaya)