Beras Habis, 2 Hari Yuli dan Keluarga Terpaksa Hanya Minum Air Galon

waktu baca 2 menit
Yuli, warga Provinsi Banten yang terpaksa kehabisan beras dan dua hari hanya minum air galon. (foto: merdeka.com)

bukabaca.id, Banten – Sederet kisah tercipta saat wabah virus Corona merebak di Indonesia. Sektor perekonomian menjadi sasaran umpuk dari dampak yang ditimbulkan Covid-19 yang tidak mengenal kata kasihan.

Masyarakat dari berbagai kalangan baik pejabat, petani, hingga parawat menaruh iba bagi korban wabah Corona. Mengingat dampak yang ditimbulkan juga tidak mengenal kasta. Baik seorang pengusaha, pegawai negeri, pekerja serabutan apa lagi.

Dari sekian banyak masyarakat yang terkena dampak dari virus Corona di Indonesia, masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pekerja serabutanlah yang merasakannya secara langsung.

Seperti halnya yang dirasakan Yuli bersama keluarga. Warga Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten tersebut mengaku dua hari tidak pernah merasakan nikmatnya nasi dengan lauk. Bersama anaknya ia hanya minum air putih galon isi ulang.

“Dua hari ini kami hanya minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja,” ungkap Yuli seperti dikutip dari merdeka.com, Senin (20/4/2020).

Apa yang dialami Yuli sungguh menyayat hati. Ditambah, ia pernah mengadu ke Rukun Tetangga (RT) setempat perihal kelaparan yang dialami bersama anak dan suaminya. Mirisnya pemerintah setempat mengatakan belum ada bantuan.

“Saya sudah datang ke RT katanya ngak bisa dapat bantuan,” tambah Yuli.

Sementara itu, pengalaman suami Yuli sebagai pekerja serabutan dimanfaatkan dengan mengumpul barang bekas. Hal itu dilakukan untuk menyambung hidup keenam anaknya.

“Lumayan saja satu hari biasanya dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit, ujar Yuli.

Sebelum merebaknya virus Corona di Indonesia, nasib Yuli bersama keluarga tak memprihatinkan seperti sekarang. Anak sulung yang dimiliki pernah bekerja di salah satu perusahaan. Perekonomian keluarga Yuli cukup terbantu saat itu. Akan tetapi, harapan itu sirna seketika saat Corona datang bertamu dan tidak mengenal rasa kasihan. Anak sulung Yuli di rumahkan pihak perusahaan.

“Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *