banner 728x250

Gowa  

Belanja Modal Turun di 2024, Bupati Gowa Berikan Penjelasan

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.

BukaBaca.id, Gowa – Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, memberikan tanggapan dan menjawab beberapa pertanyaan dalam Pemandangan Umum (PU) Fraksi-Fraksi DPRD Gowa atas Nota Keuangan dan Ranperda tentang APBD Kabupaten Gowa Tahun Anggaran 2024 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Gowa, Rabu (25/10/2023).

Dalam jawabannya, Adnan menyampaikan dan menjelaskan satu per satu pertanyaan yang dilontarkan dari juru bicara fraksi-fraksi, di antaranya Fraksi Karya Perjuangan dan Fraksi Demokrat yang menanyakan kondisi penurunan belanja modal Pemkab Gowa pada 2024.

Adnan mengatakan, beberapa hal yang memengaruhi hal tersebut. Pertama, terkait belanja modal Pemkab Gowa pada 2023 sebesar 23 persen turun menjadi 15 persen pada 2024 dikarenakan adanya biaya pilkada yang nilainya cukup besar.

“Biaya pilkada untuk tahun ini Pemkab Gowa telah menganggarkan sebesar 40 persen atau berjumlah Rp30 miliar dan di 2024 kita anggarkan 60 persen. Ini sangat berpengaruh pada turunnya belanja modal kita,” jelasnya.

Kedua, terkait dengan data inflasi yang disampaikan Fraksi Karya Perjuangan yang mengatakan bahwa inflasi Gowa tinggi.

“Perlu diketahui data inflasi kabupaten berdasarkan rilis data dari pusat, Gowa bersama dengan Pekanbaru adalah daerah dengan tingkat inflasi rendah dari tahun ke tahun. Apalagi setiap minggu kita rapat inflasi yang dipimpin langsung Kemendagri. Di situ tidak pernah menyebutkan inflasi Gowa tinggi,” tutur Adnan.

Sementara, APIP yang ditanyakan Fraksi Demokrat yang mengatakan bahwa fungsi APIP di Gowa lemah. Hal tersebut tidak tepat, sebab mulai saat ini tidak ada satu perencanaan, program dan pekerjaan yang tidak di-review Inspektorat bahkan pencairannya pun itu harus di-review Inspektur Inspektorat baru bisa dicairkan dananya.

“Jadi, kira-kira pengawasan APIP yang bagaimana lagi karena Gowa adalah kabupaten satu-satunya di Sulsel yang APIP-nya level 3,” ujarnya.

Terakhir, terkait Pendapatan Asli Daerah (PAD), Adnan menjelaskan bahwa sejak terjadinya pandemi Covid-19 pemerintah daerah cukup berhati-hati untuk menaikkan target PAD. Sebab, jika target tidak mencapai target, maka akan mengalami defisit.

“Kalau kita tidak meyakini dapat mencapai target PAD, jangan dipatok, dampaknya akan buruk. Jika kita menaikkan PAD dengan target terlalu tinggi ketika kita tidak mencapainya, sementara kita sudah memproyeksikan untuk beberapa program kerja, maka kita akan mengalami defisit,” ungkapnya.

Pada akhir sambutannya, Adnan menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh juru bicara fraksi terkait Nota Keuangan dan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) APBD Tahun Anggaran 2024.

“Kami sangat menghargai dedikasi, partisipasi aktif para pimpinan dan anggota dewan yang secara cermat menelaah dan mengkaji mulai dari proses perencanaan sampai dengan penganggaran keuangan daerah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *